Puisi baru lebih bebas daripada puisi lama. Perbedaan itu tampak nyata jika dibandingkan dengan puisi lama, misalnya pantun. Contoh puisi baru:
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
cahayamu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Puisi sebagai karya seni sastra menonjolkan unsur ekstetikanya (keindahan). Tanpa adanya keindahan itu, karya kebahasaan tidak dapat disebut karya sastra. Unsur-unsur keindahan dalam puisi, misalnya sebagai berikut:
RIMA
Rima (sajak) adalah persamaan/pengulangan bunyi. letak rima dalam bait
1. Rima sama/terus = aaaa
2. Rima kembar = aabb
3. Rima bersilang = abab
4, Rima berpeluk = abba
5. Rima bebas = abca, abac, abbc, dsb
Bentuk-bentuk rima yang sering digunakan bermacam-macam, diantaranya :
1) Rima Asonansi (pengulangan vokal dalam 1 kalimat) Contoh : Biar peluru menembus kulitku.
2) Rima Aliterasi (pengulangan konsonan dalam 1 kalimat)
Contoh : Habis Kikis
3) Rima Akhir (pengulangan vokal dalam 2 kalimat
Contoh : Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
IRAMA
Irama dalam puisi sebenarnya hampir sama dengan irama dalam musik karena keduanya ditentukan oleh ukuran waktu/tempo.
DIKSI
Diksi adalah kemampuan memilih kata dengan cermat untuk menyampaikan gagasan secara tepat atau kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi & nilai rasa. Makna dalam puisi terdiri atas makna denotasi dan konotasi.
0
Sekilas Tentang Puisi
Subscribe to:
Posts (Atom)