Sekarang, matahari masih redup
Saatnya ku menerobos jalan dengan tapakkanku
Ku mengurung niatan
Tuk dencing di alam bebas
Hanya dalam tempurung rapuh
Demi kehidupan setitik tinta
Seringkali sayatan belati berintan tajam
Menjadi sarang madah yang terhina
Teriakan dianggap isyarat
Dalam hati ku bicara :
"Katakanlah aku tak ada
Aku bukan peminta-peminta
Tak perlu kau beri lelehan lilin
Karena aku dapat melelehkannya
Meski indraku tak seutuhnya berguna"
Jeladeri masa takkan mengubah kehidupan
Namun...
Kehidupan abadi kan menunggu
disanalah tempat persada-persada yang ditinggikan
NAMA TAK BERARTI
TRANSAKSI ILMU
Ricuh tak terelak
Riuh
Gemuruh
Kala ia tak di tempatnya
Sesaat
Berkelambu dalam sunyi
Dikala telapak kaki berdiri
di ambang pintu
Akan
Papan hitam tercoreng putih
Papan putih tercoreng hitam
Seribu wajah tepampang jelas
di hadapannya
Mulut terbuka
Terangkan dunia
Sesaat semua tediam
Berkelambu dalam kesunyian
SAHABAT: KITA BUKAN AKU
Banyak yang bilang kita kan sahabat tapi please dong jangan ngomong doang (loh kenapa jadi emosi?). Tapi gue sendiri juga bukannya muna lo, gue pun kadang ada rasa males buat nolong sahabat sendiri meskipun mereka udah bantu gue. Namanya juga manusia kan. Hehe
Sering juga berpikir ‘lo udah gue tolong tapi kenapa gak mau nolong gue’ . Padahal sendirinya juga gitu mungkin lebih banyak di tolong dari pada menolong. Lebih banyak curhat dari pada dengerin curhatan sahabat. Lebih mau di hargai dari pada menghargai. Lebih sering nasehatin tapi kalo di nasehatin gak mau.
Ya pokoknya karena kita ini sama-sama manusia, sama-sama punya rasa egoisme yang tinggi belajarlah untuk saling menghargai sahabat sendiri. Dan mulailah berkata kita bukan aku. :D
Sekilas Tentang Puisi
Puisi baru lebih bebas daripada puisi lama. Perbedaan itu tampak nyata jika dibandingkan dengan puisi lama, misalnya pantun. Contoh puisi baru:
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
cahayamu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Puisi sebagai karya seni sastra menonjolkan unsur ekstetikanya (keindahan). Tanpa adanya keindahan itu, karya kebahasaan tidak dapat disebut karya sastra. Unsur-unsur keindahan dalam puisi, misalnya sebagai berikut:
RIMA
Rima (sajak) adalah persamaan/pengulangan bunyi. letak rima dalam bait
1. Rima sama/terus = aaaa
2. Rima kembar = aabb
3. Rima bersilang = abab
4, Rima berpeluk = abba
5. Rima bebas = abca, abac, abbc, dsb
Bentuk-bentuk rima yang sering digunakan bermacam-macam, diantaranya :
1) Rima Asonansi (pengulangan vokal dalam 1 kalimat) Contoh : Biar peluru menembus kulitku.
2) Rima Aliterasi (pengulangan konsonan dalam 1 kalimat)
Contoh : Habis Kikis
3) Rima Akhir (pengulangan vokal dalam 2 kalimat
Contoh : Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
IRAMA
Irama dalam puisi sebenarnya hampir sama dengan irama dalam musik karena keduanya ditentukan oleh ukuran waktu/tempo.
DIKSI
Diksi adalah kemampuan memilih kata dengan cermat untuk menyampaikan gagasan secara tepat atau kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi & nilai rasa. Makna dalam puisi terdiri atas makna denotasi dan konotasi.